Friday , February 7 2025
Berbagai Penyebab Toxic Relationship Adalah

Berbagai Penyebab Toxic Relationship yang Perlu Anda Ketahui

Sebagian besar orang pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah toxic relationship, bahkan tidak menuntut kemungkinan ada yang mengalaminya. Untuk mencegah terjadinya hubungan toxic tersebut, Anda harus mewaspadai tanda-tanda atau ciri dan penyebabnya.

Biasanya orang yang mengalami toxic relationship ini akan merasa dirinya selalu direndahkan, sering dijadikan sasaran amarah oleh pasangan, bahkan juga sering diperlakukan tidak adil.

Bagi Anda yang mengalami permasalah tersebut, jangan menganggap itu sepele. Kalau hal tersebut dibiarkan, akan ada dampak buruk bagi kesehatan Anda.

Apa itu Toxic Relationship

 

Arti Toxic Relationship Adalah

Bagi Anda yang belum mengetahui, toxic relationship adalah hubungan beracun atau hubungan tidak sehat yang memiliki dampak buruk bagi keadaan mental atau fisik seseorang.

Tidak hanya dialami oleh pasangan kekasih, namun hubungan beracun ini juga bisa terjadi pada lingkungan keluarga, teman, hingga friendzone.

Tanda & Penyebab Toxic Relationship

Agar Anda tidak terjebak di hubungan tidak sehat ini, sangat penting untuk mewaspadai berbagai penyebab dan tanda-tanda toxic relationship seperti di bawah ini.

1. Cemburu Berlebihan & Menerima Kekerasan Fisik

Tanda-tanda terjadi hubungan toxic yang pertama adalah timbulnya kecemburuan yang berlebihan. Sejatinya cemburu merupakan hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Namun, jika Anda cemburu secara berlebihan akan merusak hubungan.

Dengan adanya rasa cemburu yang berlebihan, maka tanpa sadar telah ada keraguan dan kurang percaya terhadap pasangan. Bahkan karena cemburu yang berlebihan, Anda menerima kekerasan fisik.

Jika Anda mengalami kekerasan fisik, sudah tidak diragukan lagi bahwa Anda sedang berada dalam hubungan tidak sehat. Pasalnya kekerasan fisik dapat menyebabkan Anda lebam dan pengaruh fisik lainnya.

2. Tidak Mendapatkan Dukungan

Saling mendukung dan memotivasi apa yang pasangan Anda lakukan merupakan hubungan yang sehat. Namun, pada hubungan toxic tidak demikian. Jika Anda berhasil, maka pasangan atau teman Anda merasa tidak senang dan tersaingi.

3. Sering Dibohongi & Diabaikan

Salah satu pondasi untuk menciptakan hubungan yang sehat adalah sebuah kejujuran. Suatu hubungan akan menjadi tidak sehat jika pasangan Anda sering berbohong. Meskipun itu kebohongan kecil dapat mempengaruhi hubungan Anda.

Selain itu, Anda juga cenderung diabaikan yang membuat Anda tidak berani bercerita kepada pasangan karena merasa itu tidak penting bagi pasangan Anda.

4. Komunikasi Tidak Terjalin dengan Baik

Komunikasi yang baik tentu dapat membantu hubungan yang sehat. Pasalnya, dengan adanya komunikasi akan membuat Anda merasa lebih dekat dan mengerti pasangan Anda. Selain itu, komunikasi yang baik juga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antar pasangan.

Namun jika komunikasi antar pasangan tidak terjalin dengan baik akan menimbulkan kesalahpahaman. Terkadang maksudnya baik, tapi pasangan Anda mengartikan berbeda dan merasa sakit hati.

5. Salah Satu Pasangan Mengontrol Keseharian

Dalam sebuah hubungan yang tidak sehat, salah satu pasangan akan merasa dirinya paling mendominasi dan selalu mengontrol keseharian. Saking merasa paling benar, pasangan Anda tidak mau mendengarkan pendapat atau suara Anda.

Tidak jarang juga pasangan Anda akan selalu bertanya mengenai kegiatan Anda sepanjang waktu. Mulai dari bertanya kegiatan di mana, bersama siapa, dan lain sebagainya.

Hal ini mungkin membuat Anda kesal dan malas untuk menanggapinya. Namun jika Anda tidak meresponnya akan membuat pasangan Anda marah.

Itulah beberapa tanda-tanda dan penyebab toxic relationship yang perlu Anda waspadai. Jika Anda terjebak dalam hubungan tidak sehat, sebaiknya segara mencari cara untuk mengakhiri hubungan toxic tersebut.

Pasalnya jika Anda biarkan akan merugikan Anda sendiri, salah satunya akan berdampak buruk pada kesehatan Anda karena stress. Jangan takut untuk meminta bantuan orang lain, bila perlu Anda juga bisa berkonsultasi pada psikolog.